Soul

Aceh gelar doa bersama kenang 21 tahun tragedi gempa dan tsunami

Banda Aceh (KABARIN) - Ribuan warga dari berbagai wilayah di Aceh berkumpul untuk mengikuti doa dan zikir bersama dalam rangka mengenang 21 tahun peristiwa gempa dan tsunami. Kegiatan ini juga menjadi momen mendoakan para korban bencana banjir yang terjadi di sejumlah daerah Aceh sekitar sebulan terakhir.

Doa bersama dipusatkan di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada Jumat. Sejak pagi, masyarakat terlihat antusias memadati masjid ikonik kebanggaan warga Serambi Mekah tersebut.

Acara ini turut dihadiri Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah bersama jajaran Forkopimda Aceh. Kegiatan berlangsung khidmat dengan rangkaian zikir dan tausiah yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Somad.

Fadhlullah menyampaikan bahwa doa bersama ini digelar sebagai bentuk penghormatan dan pengingat atas tragedi besar yang terjadi 21 tahun lalu. Ia menyebut bencana tsunami kala itu merenggut ratusan ribu nyawa dan meninggalkan luka mendalam bagi Aceh.

"Selain bencana 21 silam, doa bersama ini juga untuk korban bencana sebulan lalu. Gelombang dari Gunung melanda 18 dari 23 Kabupaten kota di Aceh," kata Fadhlullah.

Dalam tausiahnya, Ustadz Abdul Somad menyinggung berbagai pertanyaan yang sering muncul di masyarakat soal alasan terjadinya bencana. Ia menegaskan bahwa musibah merupakan ujian dari Allah SWT dan telah menjadi bagian dari ketetapan-Nya.

"Inilah jawabannya. Namun, bencana tersebut juga ada andil manusia dengan merusak daratan dan laut. Pohon yang menahan air ditebang, sehingga air tidak bisa ditahan dan terjadilah banjir bandang," katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa kerusakan lingkungan tidak hanya disebabkan oleh pelaku di lapangan, tetapi juga oleh pihak-pihak yang memberi izin alih fungsi lahan. Dampaknya, menurut dia, dirasakan oleh masyarakat luas yang tidak terlibat langsung.

"Ketika bencana terjadi, tidak hanya mereka yang berperan langsung dalam kerusakan, tetapi juga orang-orang yang tidak terlibat langsung seperti pejabat yang menandatangani izin. Akibatnya, masyarakat yang tidak tahu apa-apa ikut juga menjadi korban," katanya.

Doa dan zikir bersama ini rutin digelar Pemerintah Aceh setiap 26 Desember sebagai agenda tahunan untuk mengenang tragedi gempa dan tsunami 2004. Peristiwa tersebut menjadi salah satu bencana paling dahsyat dalam sejarah Indonesia dan meninggalkan pelajaran penting tentang kemanusiaan dan kepedulian terhadap alam.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Copyright © KABARIN 2025
TAG: